SABUN DARI SHORTENING
I. Tujuan
praktikum
Mengamati
reaksi hidrolisis ester yang di katalis oleh basa.
II. Landasan
Teori
Sabun
pertama kali dibuat dari lemak yang di panaskan dengan abu. Sekitar tahun 2800
SM para ahli arkeologi dari kota Babylonia kuno menemukan bejana dari tanah
liat yang di dalamnya terdapat sabun.
Pada tahun yang sama yaitu sekitar tahun 2800 SM, orang mesir kuno sudah mandi
dengan menggunakan sabun. Hal ini diketahui dari dokumen Ebers Papyrus tentang
orang mesir, yaitu tahun 1500 SM yang mengatakan bahwa sabun yang meraka pakai
pada saat itu berasal dari campuran minyak hewan dan minyak tumbuhan dengan
campuran garam. Mereka menggunakan sabun selain untuk mandi juga untuk
perawatan kulit.
Praktik
sabun pertama kali berdiri pada abad ke -7 di negara Eropa( Italia, Spanyol,
dan Perancis). Dalam proses pembuatannya dijaga ketat oleh tentara , karena
formulanya di anggap rahasia. Kemudian sekitar tahun 1608 pembuatan sabun dikembangkan oleh negara Amerika. Sabun
pertama kali dipatenkan pada tahun 1791 oleh seorang kimiawan dari perancis
yang bernama Nicholas leblanc. Dimana pada saat itu leblanc membuat sabun dari
soda abu (nama kimianya Natrium Karbonat) dari garam.
Saponifikasi
adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (misalnya NaOH).
Sabun terutama mengandung C12 dan C16
selain itu juga mengandung asam karboksilat.
Sabun
adalah garam alkali dari asam lemak dan dihasilkan menurut reaksi asam basa.
Basa alkali yang umum digunakan untuk membuat sabun adalah (NaOH) dan amonium
(NH4OH) sehingga rumus molekul sabun selalu dinyatakan sebagai
RCOONa atau RCOOK atau RCOONH4.
Pemakaian
sabun berhubungan dengan sifat “surface active agent” dari sabun. yaitu dapat
mengurangi tegangan permukaan karena kemampuan molekul sabun dalam air membentuk
emulsi. Sebuah molekul sabun dalam air
akan terionisasi menjadi ion positif (disebut kepala berupa ion logam/NH4)
dan ion negatif (disebut bagian ekor berupa rantai alkil). Bagian kepala
bersifat hidrofilik dan bagian ekor disebut hidrofobik. Bagian ekor akan
mencari permukaan tertentu misalnya lemak dan akan bergerombol mengelilingi
permukaan tersebut membentuk “misel”. Sedangkan bagian kepala akan kontak
dengan molekul air sehingga mencegah terbentuknya misel yang terlalu besar yang
dapat mengendap secara gravitasi. Hasil kotoran dengan sabun akan tetap
terdispersi dalam air.
sabun dapat dibuat
dari berbagai macam dengan memakai bahan baku yaitu dari daun-daun, akar,
kacang-kacangan,biji-bijian. Dengan memakai dasar material yang disebut sebagai saponin yang mengandung
pentasiklis triterpena asam karboksilat, seperti asam olenoat atau asam
ursolat, zat kimia kombinasi.
Sabun merupakan garam logam alkali(Na)
dengan asam lemak dan minyak dari bahan alam yang disebut trigliserida. Lemak
dan minyak mempunyai dua jenis ikatan, yaitu ikatan jenuh dan ikatan tak
jenuh.dengan atom karbon 8-12 yang berikatan dengan gliserin. Secara umum,
reaksi antara kaustik dengan gliserol menghasilkan gliserol dan sabun yang
disebut saponifikasi. Minyak dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan
ikatan tak jenuh akan menghasilkan sabun cair. Sedangkan rantai panjang dan
jenuh menghasilkan sabun yang tidak larut pada suhu kamar. Sabun termasuk salah
satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan
mempunyai struktur bipolar. Sehingga mampu mengangkat kotoran dari badan dan
pakaian. Pada larutan surfaktan akan bergerombol membentuk misel setelah
melewati konsentrasi kritik misel.
Jenis-jenis sabun dan
fungsinya:
a)
Sabun transparan (Transparan soap)
Tampilannya jernih
dalam kadar bayang ringan. Sabun ini mudah larut karena mempunyai sifat sukar
mengering.
b)
Castile soap
Sabun
ini memakai olive oil untuk formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena tidak memakai lemak hewani sama sekali.
c)
Deodorant soap
Sabun ini bersifat
sangat aktif digunakan untuk menghilangkan aroma tak sedap pada bagian tubuh.
Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan yang
cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
d)
Acne soap
Digunakan untuk
membunuh bakteri pada jerawat.
e)
Cosmetic soap atau Bar cleanser.
Hanya dijual digerai kecantikan
dan mahal karena didalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih.
f)
Superfatted soap
Memiliki kandungan minyak dan
lemak yang banyak sehingga menjadikan kulit terasa lembut dan kenyal. Sabuin
ini cocok untuk kulit kering karena
didalamnya terdapat gliserin, petroleum dan besswax yang dapat melindungi
mencegah kulit dan iritasi serta jerawat.
g)
Oatmeal soap
Sabun ini terbuat dari gandum dan
mempunyai kandungan anti iritasi. Sabun ini baik menyerap minyak menghaluskan
kulit kering dan sensitif.
h)
Natural soap
Sabun ini punyai formula yang sangat
lengkap seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil. Cocok
untuk semua kulit.
Pada pembuatan sabun menggunakan 2
bahan yaitu bahan baku dan bahan tambahan. Bahan baku utama yaitu menggunakan
suatu asam lemak dan natrium hidroksida, sedangkan yang termasuk bahan baku
penolong/tambahan yaitu air, etilen diamin tetra asetat, gliserin dan parfum.
hingga saat ini dikenal 3 macam proses pembuatan sabun yaitu proses saponifikasi
trigliserida, netralisasi asam lemak, dan proses saponifikasi metil ester asam
lemak.
Perbedaan dari ketiga proses ini
disebabkan oleh senyawa impuritis yang ikut dihasilkan pada reaksi pembentukan
sabun. Senyawa impuritis ini harus dihilangkan untuk memperoleh sabun yang
sesuai dengan standar mutu yang diinginkan. Karena perbedaaan sifat dari
masing-masing proses,maka unit operasi yang terlibat dalam pemurnian inipun
berbeda pula.
Pada saat ini,telah digunakan proses
saponifikasi trigliserida sistem kontinu sebagai ganti proses saponifikasi
trigliserida sistem batch. Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah :
III. Alat
dan Bahan
Alat :
- Alat gelas standar lab
- Beaker 150ml
- Hot plate and Magnetic Stirer
- Ice Bath
Bahan :
- Shortening(Crisco)
- NaOH
- Aquadest
- Etanol
- NaCl
- Air Es
IV. Bagan
Kerja
V. Hasil dan Pembahasan
Pada
percobaan kali ini dilakukan pembuatan sabun dari shortening,dalam praktikum
ini yang diamati adalah reaksi hidrolisis ester yang dikatalis oleh basa. Bahan
yang digunakan adalah bahan yang mengandung minyak yaitu solid shortening ( mentega ). Didalam
solid shortening ini mengandung asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat
yang merupakan trigliserida ( tri ester dari gliserol ).
Pada
awalnya solid shortening ini dilelehkan dengan menggunakan etanol ( alkohol
sederhana berantai panjang ) sehingga membentuk senyawa ester ( pada gambar 1 ).
Pemberian alkohol pada reaksi esterifikasi ini berguna untuk mempercepat laju
reaksi. Karena secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai
berikut:
1. Alkohol
primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling lambat
alkohol tersier.
2. Ikatan
rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam
aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas
konversi yang tinggi.
4. Makin
panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu
berpengaruh terhadap laju reaksi.
Selanjutnya larutan etanol
direaksikan dengan NaOH yang telah dilarutkan dengan air. NaOH adalah logam
alkali kuat yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun, sabun yang dibuat
dengan logam alkali ini akan memiliki PH yang berkisar antara 9,0 sampai 10,8 .
Lalu larutan etanol dan larutan NaOH ini dibiarkan bercampur selama 30 menit di
stirer dan di panaskan agar larutan bercampur sempurna (pada gambar 2).
Saat melakukan praktikum masalah
yang didapati adalah saat melakukan penstireran larutan etanol dan larutan
NaOH, stirer yang dipakai tidak mampu untuk melakukan pengadukan secara
sempurna sehingga larutan kurang bercampur, dikarenakan stirer yang digunakan
terlalu kecil kurang optimal dalam melakukan pengadukan pada larutan yang cukup
banyak dan memiliki tingkat viskositas yang cukup besar (pada gambar 3).
Sehingga yang didapat terjadi pembekuan pada sabun.
Jika proses penyabunan telah selesai
maka ditambahkan garam-garam dalam hal ini ditambahkan garam NaCl yang berguna
untuk mengendapkan sabun. Sabun yang membeku kemudian ditambahkan NaCl yang
telah didinginkan dan dilarutkan kembali dengan sabunnya. Terdapat kesulitan
saat proses pengadukan yang disebabkan karena campuran etanol dan NaOH yang
membeku (pada gambar 5). Setelah bercampur dilakukan proses penyaringan (pada
gambar 6).
Lapisan air yang mengandung garam,
gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan, dan gliserol diperoleh lagi dari
proses penyulingan yaitu dimurnikan dengan air es, di stirer dan diendapkan
berkali-kali hingga didapat sabun. Namun, saat pemberian air jangan ditambahkan
terlalu banyak untuk mencegah larutnya sabun didalam air karena pada molekul
sabun terdapat bagian hidrofil yang dapat larut dengan air. Saat proses
penyulingan digunakan filtrasi vakum untuk memisahkan produk dari garam,
kelebihan alkali dan gliserol ( pada gambar 7 & 8 ).
Dan jika telah
disaring, sabun dikeringkan dan di pres dengan cetakan menjadi lempengan.
Penambahan zat-zat pada sabun seperti Essensial dan Fragrance Oils : sebagai pengharum, Pewarna :
untuk mewarnai sabun Bisa juga memakai pewarna makanan, Zat aditif : rempah,
herbal, talk, tepung kanji atau maizena, dsb bisa ditambahkan saat proses
penyaringan.
Pada praktikum yang telah dilakukan ditambahkan zat
pengharum pada sabun (Essential oils), kesalahan yang terjadi adalah penambahan
zat pengharum ditambahkan saat setelah melakukan penyaringan dan tidak
diratakan lagi sehingga didapat warna sabun yang tidak merata atau kurang
menarik.
Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan sabun ini
melibatkan reaksi esterifikasi :
CH2O2C( CH2 )16CH3 CH2OH
|
CHO2C(
CH2 )16CH3 +
3 NaOH Kalor CHOH + 3 CH3(CH2)16CO2-
Na+
|
CH2O2C( CH2 )16CH3 CH2OH sodium stearat
tristearin gliserol
Suatu
molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion.
Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat
non polar yaitu pada bagian (3 CH3(CH2)16),
sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air yaitu pada bagian
(CO2- Na+). Karena adanya rantai hidrokarbon,
sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan :
- Sabun adalah garam logam alkali dari suatu asam lemak.
- Reaksi dalam proses pembuatan sabun melibatkan reaksi esterifikasi yang dikatalis oleh alkali basa.
- Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan, yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air.
VII. Daftar Pustaka
Fessenden,
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Riawan,
S. 2009. Kimia Organik. Tangerang:
Bina Rupa Aksara.
Makasih ya Postingannya, Berguna banget =D
Iya masama . .
^_^