Pembuatan
Alkana
I.
Tujuan
Mengamati terbentuknya alkana (
hexana ) dari natrium benzoat dan NaOH.
II.
Landasan
Teori
Alkana merupakan kelompok
hidrokarbon yang paling sederhana yaitu senyawa
-senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen. Alkana hanya mengandung
ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C. Rumus umum senyawa alkana adalah:
C2H
2n+2
Alkana disebut juga golongan
paraffin: afinitas kecil(=sedikit gaya gabung). Alkana mempunyai berbagai wujud
berdasarkan jumlah atom karbon yang ada dalam molekulnya :
1. C1 – C4 : pada t dan p normal adalah
gas
2. C4 – C17 : pada t dan p normal
adalah cair
3. > C18 : pada t dan p normal
adalah padat
Sifat-Sifat
Fisik
1. Titik Didih
a. Fakta-Fakta
Titik-titik didih yang
ditunjukkan pada gambar di atas semuanya adalah titik didih untuk isomer-isomer
"rantai lurus" dimana terdapat lebih dari satu atom karbon. Perhatikan
bahwa empat alkana pertama di atas berbentuk gas pada suhu kamar. Wujud padat
baru bisa terbentuk mulai dari struktur C17H36. Alkana dengan atom karbon
kurang dari 17 sulit diamati dalam wujud padat karena masing-masing isomer
memiliki titik lebur dan titik didih yang berbeda. Jika ada 17 atom karbon
dalam alkana, maka sangat banyak isomer yang bisa terbentuk. Sikloalkana
memiliki titik didih yang sekitar 10 - 20 K lebih tinggi dibanding alkana
rantai lurus yang sebanding.
b. Penjelasan-Penjelasan
Perbedaan keelektronegatifan
antara karbon dan hidrogen tidak terlalu besar, sehingga terdapat polaritas
ikatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul sendiri memiliki polaritas yang
sangat kecil. Bahkan sebuah molekul yang simetris penuh seperti metana tidak
polar sama sekali.
Ini berarti bahwa satu-satunya
gaya tarik antara satu molekul dengan molekul tetangganya adalah gaya dispersi
Van der Waals. Gaya ini sangat kecil untuk sebuah molekul seperti metana, tapi akan
meningkat apabila molekul bertambah lebih besar. Itulah sebabnya mengapa titik
didih alkana semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran molekul. Semakin
bercabang rantai suatu isomer, maka titik didihnya akan cenderung semakin
rendah. Gaya dispersi Van der Waals lebih kecil untuk molekul-molekul yang
berantai lebih pendek, dan hanya berpengaruh pada jarak yang sangat dekat
antara satu molekul dengan molekul tetangganya. Molekul dengan banyak cabang
tapi berantai pendek lebih sulit berdberdekatan satu sama lain dibanding molekul
yang sebagai contoh, titik didih tiga isomer dari C5H12.
Titik didih yang sedikit lebih
tinggi untuk sikloalkana kemungkinan diakibatkan karena molekul-molekul bisa
saling mendekati akibat struktur cincin yang membuatnya lebih rapi dan kurang
"mengerut".
2. Kelarutan
a. Fakta-fakta
Kelarutan alkana tidak berbeda
dengan kelarutan sikloalkana. Alkana hampir tidak dapat larut dalam air, tapi
larut dalam pelarut organik. Alkana dalam bentuk cair merupakan pelarut yang
baik untuk berbagai senyawa kovalen yang lain.
b. Penjelasan-penjelasan
1.Kelarutan dalam air
Apabila sebuah zat molekular larut
dalam air, maka terjadi hal-hal berikut:
- gaya
tarik antar-molekul dalam zat menjadi hilang. Untuk alkana, gaya tarik tersebut
adalah gaya dispersi Van der Waals.
- gaya
tarik antar-molekul dalam air menjadi hilang sehingga zat bisa bercampur dengan
molekul-molekul air.Dalam air, gaya tarik antar-molekul yang utama adalah ikatan
hidrogen.
2.Kelarutan dalam pelarut-pelarut organik
Pada kebanyakan pelarut
organik, gaya tarik utama antara molekul-molekul pelarut adalah gaya Van der
Waals - baik gaya dispersi maupun gaya tarik dipol-dipol.
Ini berarti bahwa apabila
sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut organik, maka gaya tarik Van der Waals
terputus dan diganti dengan gaya Van der Waals yang baru. Pemutusan gaya tarik
yang lama dan pembentukan gaya tarik yang baru saling menghapuskan satu sama
lain dari segi energi sehingga tidak ada kendala bagi kelarutannya.
3. Kereaktifan kimiawi Alkana
Alkana mengandung ikatan
tunggal C-C yang kuat dan ikatan C-H yang juga kuat. Ikatan C-H memiliki
polaritas yang sangat rendah sehingga tidak ada molekulnya yang membawa jumlah
ion positif atau negatif yang signifikan untuk menarik molekul lainnya.Olehnya
itu alkana-alkana memiliki reaksi yang cukup terbatas.
Beberapa hal yang bisa dilakukan pada
alkana:
· alkana bisa dibakar, yakni
memusnahkan seluruh molekulnya;
· alkana bisa direaksikan dengan
beberapa halogen yakni memutus ikatan C-H;
· alkana bisa dipecah, yakni dengan
memutus ikatan C-C.
PEMBUATAN ALKANA :
1. Secara Komersil
Pemecahan (cracking)
Pemecahan (cracking) adalah
istilah yang digunakan untuk menguraikan molekul-molekul hidrokarbon yang besar
menjadi molekulmolekul yang lebih kecil dan lebih bermanfaat. Penguraian ini
dicapai dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi tanpa sebuah katalis, atau
suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis. Sumber molekul-molekul
hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau fraksi minyak gas dari
penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi beberapa fraksi. Fraksi-fraksi
ini diperoleh dari proses penyulingan dalam bentuk cair, tetapi diuapkan ulang
kembali sebelum dipecah. Tidak ada reaksi unik yang terjadi pada proses
pemecahan. Molekulmolekul hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan campuran
campuran hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki ikatan
rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin terjadi
untuk hidrokarbon C15H32 adalah:
Atau reaksi yang lebih rinci, yang
menunjukkan secara lebih jelas apa yang terjadi pada berbagai atom dan ikatan,
dapat dilihat pada gambar berikut:
Pemecahan (cracking)
terbagi menjadi 2 cara:
a. Pemecahan
katalisis
Pemecahan moderen
menggunakan zeolit
sebagai katalis.
b. Pemecahan
termal
Pada pemecahan
termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya antara 450°C sampai 750°C) and
tekanan tinggi (sampai sekitar 70 atmosfir) untuk menguraikan
hidrokarbon-hidrokarbon yang besar menjadi hidrokarbon yang lebih kecil.
Reaksi-reaksi dari radikal
bebas akan menghasilkan berbagai produk.
2. Secara Laboratorium
a. Hidrogenasi senyawa Alkena dan
Alkuna
b. Reduksi Alkil Halida
c. Reduksi metal dan asam
d. Sintesa Dumas
Garam
Na-Karboksilat jika dipanaskan bersama-sama dengan NaOH, maka akan terbentuk alkana
CH3-COONa + NaOH → CH4 + Na2CO3
Na-asetat metana
CH3CH2CH2-COONa + Na →
CH3CH2CH3 + Na2CO3
Na-butirat Pronana
e. Reaksi Wurtz
Suatu reaksi pembuatan parafin
hidrokarbon (alkana) dengan mengrefluks alkil halida (haloalkana) dengan logam
natrium dalam eter kering. Pereduksi selain alkalimetal dapat digunakan Mg, Ni(CO)4,
dan t-BuLi.
Reaksi pada alkana
1. Pembakaran
Pembakaran sempurna
alkana menghasilkan gas CO2 dan H2O (uap air), sedangkan pembakaran tidak
sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon).
2.Substitusi atau
pergantian
Atom H dari
alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya golongan halogen. Penggantian
atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi.Salah satu reaksi
substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H
alkana dengan atom halogen, khususnya klorin (klorinasi).Klorinasi dapat
terjadi jika alkana direaksikan dengan klorin.
3. Perengkahan atau
cracking
Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potonganpotongan yang
lebih pendek. Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan
tekanan tinggi tanpa oksigen. Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat
alkena dari alkana. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen
dari alkana.
Penggunaan alkana:
1. Metana : zat bakar, sintesis, dan
carbon black (tinta,cat,semir,ban)
2. Propana, Butana, Isobutana : zat
bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)
3. Pentana, Heksana, Heptana : sebagai
pelarut pada sintesis Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak
Bumi/mentah TD (oC)
Sisa destilasi :
1. Minyak mudah menguap, minyak pelumas,
lilin dan vaselin
2. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal
dan kokas dari minyak bumi
Sikloalkana
Sikloalkana juga hanya
mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C, hanya saja atom atom karbon
tergabung dalam sebuah cincin. Sikloalkana yang paling kecil adalah
siklopropana.
Jika anda menghitung jumah
karbon dan hidrogen pada gambar di atas, anda akan melihat bahwa jumlah atom C
dan H tidak lagi memenuhi rumus umum CnH2n+2. Dengan tergabungnya atom-atom
karbon dalam sebuah cincin, ada dua atom hidrogen yang hilang. Dua atom hidrogen
yang hilang memang tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum untuk sebuah
sikloalkana adalah CnH2n. Jangan anda berpikir bahwa molekul-molekul yang
terbentuk dari rumus ini adalah molekul-molekul biasa. Semua sikloalkana mulai
dari siklopentana keatas terdapat sebagai "cincin yang berkerut".
Sikloheksana misalnya, memiliki
sebuah struktur cincin yang terlihat seperti di bawah ini:
Struktur ini dikenal sebagai
bentuk "kursi" dari sikloheksana – sesuai dengan bentuknya yang
sedikit menyerupai sebuah kursi. Sikloalkana memiliki titik didih yang sekitar
10 - 20 K lebih tinggi dibanding alkana rantai lurus yang sebanding.
III.
Alat dan
Bahan
Alat :
- Hot Plate
- Gelas Beker
- Tabung Reaksi
- Mortar dan alu
- Statif
Bahan :
- Natrium benzoat
- NaOH
- Aquades
IV.
Bagan
Kerja
|
V.
Hasil
dan Pembahasan
Pembahasan
Pada
percobaan kali ini dilakukan pembuatan alkana dari natrium benzoat ( C6H5COONa
) dan NaOH. Reaksi yang melibatkan H2O sebagai katalis dan
menghasilkan Asam Karboksilat terlebih dahulu dan direaksikan kembali
menghasilkan Benzena jenuh kemudian direaksikan kembali baru dapat menghasilkan
alkana. Reaksi yang berulang-ulang ini melalui proses yang panjang dan cukup
sulit. Sehingga untuk menghasilkan suatu alkana harus benar-benar diteliti
dengan baik.
Mulanya
diambil satu sendok Natrium benzoat dan diambil satu sendok NaOH. Kemudian NaOH
digerus dilumpang, NaOH yang telah halus diambil satu sendok(pada gambar 1).
Perbandingan antara NaOH dan Natrium benzoat harus sama. Kemudian keduanya
dicampur sampai homogen dan dibagi menjadi dua bagian(pada gambar 2).
Masing-masing bagian dimasukkan kedalam tabung reaksi(pada gambar 3) dan
ditambahkan air sebagai media untuk melihat terjadinya reaksi dan terbentuknya
hexana(pada gambar 4).
Sementara
itu disiapkan air yang telah dididihkan pada suhu tertentu, lalu tabung reaksi
yang berisi campuran natrium benzoat dan NaOH dimasukkan kedalamnya(pada gambar
5). Kemudian diamati perubahan reaksi yang terjadi. Akan ada gelembung yang dihasilkan
dari campuran tersebut(pada gambar 6). Namun keduanya, antara air dan campuran
tidak dapat melarut hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan baik asam
karboksilat, benzena, dan hexana bersifat nonpolar. Jadi terlihat saat
dihasilkannya hexana terdapat dua lapis cairan yang terpisah. Karena nonpolar,
alkana larut dalam pelarut nonpolar atau sedikit polar seperti misalnya alkana
lain, dietil eter (CH3CH2OCH2CH3)
atau benzena. Kelarutan itu disebabkan oleh gaya tarik van der waals antara
pelarut dan zat terlarut. Semua alkana lebih ringan daripada air, suatu fakta
yang terlihat bahwa benzena dan minyak motor ( yang terutama adalah alkana )
mengapung di atas air. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada
di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
Kesulitan
yang terjadi saat pengamatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama karena
untuk menghasilkan alkana dibutuhkan suhu yang cukup tinggi, titik didih
senyawa hexana berkisar pada suhu 69⁰C. Identifikasi lain yang dapat dilakukan
untuk melihat terbentuknya hexana, dapat dilakukan dengan cara melakukan
penciuman pada mulut tabung reaksi. Maka akan tercium adanya bau hexana dari
reaksi yang telah berlangsung.
Hexana
yang termasuk senyawa alkana yang berwujud cair. Pada suhu kamar, empat
suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16 berwujud cair, dan suku
diatasnya berwujud padat. Reaksi yang terjadi dalam percobaan ini dapat
terlihat seperti :
Hexana biasa digunakan
sebagai pelarut sintesis. Sebenarnya banyak metode yang digunakan dalam
pembuatan alkana seperti yang dijelaskan dalam landasan teori. Tapi metode yang
telah dilakukan yakni dengan menggunakan natrium benzoat dan NaOH dianggap
sebagai metode yang cukup mudah dalam mengamati terbentuknya hexana. Walaupun
untuk menghasilkan hexana dalam kadar yang cukup banyak membutuhkan natrium
benzoat dan NaOH yang cukup banyak pula.
VI.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan :
a. Hexana merupakan senyawa non polar
sehingga hexana yang dihasilkan terlihat tidak dapat bercampur dengan air
senyawa polar.
b. Berat jenis Hexana lebih kecil
dibandingkan dengan air sehingga, hexana berada pada lapisan atas dari larutan.
c. Titik didih dari hexana berkisar
69⁰C.
VII.
Daftar
Pustaka
Carey,
Francis A. 2006. Organic Chemistry Sixth
Edition. New York: Mcgraw-hill.
Fessenden,
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Riawan,
S. 2009. Kimia Organik. Tangerang :
Bina Rupa Aksara.