Yunietha Lakhiafa

Pembuatan Kloroform

I.                    Tujuan Praktikum
Membuat kloroform dari reaksi redoks dan hidrolisa.
II.                  Landasan Teori
Dalam Kamus Kimia (Balai Pustaka, 2002) kloroform diartikan sebagai zat cair tanpa warna, dengan bau manis, menyenangkan dan anestetik. Kloroform disebut juga haloform. Hal ini  disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi dengan metal keton; yang menghasilkan masing-masing bromoform dan kloroform. Hal ini disebut CHX3 atau haloform, maka reaksi ini sering disebut reaksi haloform.
Kloroform juga dikenal sebagai trichloromethane, triklorid metana, trichloroform, triklorid metil, dan triklorid formyl. Rumus molekul kloroform : CHCl3 . Sedangkan struktur kimia kloroform dapat dilihat di bawah :
Sebagaimana senyawa lain, kloroform memiliki ciri atau sifat tersendiri. Diantara sifat-sifatnya tersebut adalah :
o   Berbentuk cairan
o   Baunya khas (menyengat)
o   Mudah menguap
o   Tidak larut dalam air
o   Titik didih 61,2 0 C
o    Indeks bias 1,487




Dalam kehidupan sehari-hari kloroform berfungsi sebagai pembius dan pelarut senyawa organik . Penggunaan kloroform tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1.      Pelarut untuk lemak, ”dry cleaning” dan sebagainya
2.     Obat bius ; untuk penggunaan ini : dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh
Senyawa halokarbon seperti kloroform dapat dibuat dengan beberapa cara, diantaranya :
·         klorinasi metana
·         reaksi substitusi elektrofilik
·         menurut reaksi haloform
Syarat pembuatan menurut reaksi haloform ini adalah menggunakan  dari bahan alkohol yang bila dioksidasi menghasilkan gugus asetil (CH3COO) yang terikat pada atom H atau C. Reaksi haloform ini berlangsung dalam tiga tingkat :
1.      Oksidasi (bila perlu)
2.      Substitusi
3.      Penguraian oleh basa
Dalam pembuatan atau pensintesaan kloroform perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu dengan adanya oksigen dari udara dan sinar matahari, kloroform dapat teroksidasi dengan lambat menjadi fosgen (gas yang sangat beracun). Maka untuk mencegah terbentuknya fosgen ini , kloroform disimpan dalam botol yang berwarna coklat yang terisi dan mengandung 0,5 – 1% etanol. Fungsi etanol tersebut sebagai pengikat apabila terbentuk fosgen.
2 C2H5OH + COCl2    à    (C2H5O)2CO + 2 HCl
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Beberapa senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform lainnya adalah:
o   etanol
o   2-propanol
o   2-butanol
o   propanon
o   2-butanon, dll
Halogenasi sering berjalan secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan campuran produk, karena alasan inilah halogenasi kadang saja digunakan dalam laboratorium.
Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri dari ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk oleh saling menindihnya suatu orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Sebuah halogen membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan di sekitar atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk mengikat halogen, hidrogen maupun atom karbon lain.
Kloroform yang dapat dari alkohol dengan kapur klor (bleaching powder) melalui tiga tingkatan reaksi yaitu :
1.        Oksidasi oleh halogen
CH3CH2OH + Cl2 à CH3CHO + 2HCl
2.      Klorinasi dari hasil oksidasi
CH3CHO + Cl2 à CCl3CHO + HCl
3.      CCl3CHO + Ca(OH)2 à CHCl3 + (HCOO)2Ca
Sedangkan pada reaksi dengan aseton lebih kuat, sehingga dalam proses sintesa digunakan susunan alat yang agak berbeda. Reaksinya dapat dilihat  sebagai berikut :
1. CH3COCH3 + 3 Cl2 à CCl3COCH3 + 3 HCl
2. CCl3COCH3 + Ca(OH)2 à CHCl3 + (CH3COO)2Ca

III.                Alat dan Bahan
Alat      :
·         Labu Pemanas
·         Alat destilasi lengkap
·         Corong pisah
Bahan :
·         Kaporit
·         Alkohol
·         Aquades
·         CaCl2 anhidrat

IV.               Prosedur kerja



V.                 Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan pembuatan kloroform. Yang perlu diketahui dalam reaksi pembuatan kloroform ini adalah reaksi substitusi. Reaksi substitusi adalah suatu reaksi dimana suatu atom, ion atau gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, ion atau gugus lain. Dalam reaksi substitusi alkil halida, alkil halida disebut gugus pergi (leaving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Dari segi praktis hanya Cl, Br, I merupakan gugus pergi yang cukup baik, sehingga bermanfaat dalam reaksi-reaksi substitusi. Proses substitusi pada umumnya terjadi pada spesi nukleofil (pencinta nukleus/pencinta inti positif) dan spesi elektofil (pencinta elektron/pencinta inti negatif). Suatu nukleofil adalah spesi apa saja yang tertarik kesatu pusat positif. Jadi sebuah nukleofil adalah suatu basa Lewis. Sedangkan suatu elektrofil adalah adalah spesi apa saja yang tertarik kesuatu pusat negatif. Jadi suatu elektrofil adalah suatu asam Lewis. Suatu reaksi substitusi elektrofilik terjadi karena adanya spesi yang bersifat elektronegatif dan tertarik kearah atom yang kaya elektron.
Kloroform dapat dibuat melalui reaksi substitusi elektrofilik atom-atom H ά semua senyawa karbonil yang bergugus asetil (CH3CO-) dalam suasana basa. Juga dapat digunakan bahan alkohol yang bila dioksidasi menghasilkan gugus asetil
Pada percobaan ini dilakukan proses senyawa kloroform (CHCl3) dari kaporit dan aseton melalui reaksi substitusi elektrofilik. Langkah awal yang dilakukan yaitu mereaksikan kaporit (CaOCl2) yang merupakan serbuk putih (padat) sebanyak 30 gram dengan air 250 mL kedalam labu dasar bulat sambil digoyang-goyang sehingga terbentuk suspensi yang sempurna. Proses pencampuran ini menghasilkan kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang bersifat basa dan Cl2.
Reaksi : CaOCl2 + H2O à Ca(OH)2 + Cl2
Langkah selanjutnya adalah menuangkan 25 mL alkohol sedikit demi sedikit sambil dikocok agar reaksinya berlangsung sempurna dengan Cl2 yang berasal dari pencampuran kaporit dan air yang akan membentuk asetil klorida(CCl3COCH3)
                   O                            O
                   ||                              ||
(CCl3C CH3) + 3 Cl2 à CCl3 CCH3 + 3 HCl
Proses selanjutnya yaitu melakukan destilasi labu yang berisi kloroform murni. Prosesnya dilakukan dengan memasang labu dasar bulat dalam set alat destilasi lalu dipanaskan dengan api kecil agar proses penguapan berlangsung sempurna. Uap yang dihasilkan akan masuk melalui kondensor sehingga mengalami pendinginan dan akan keluar sebagai destilat.
Destilat yang keluar pada suhu 650C (menunjukkan bahwa titik didih dari senyawa yang diperoleh berkisar pada 60-650C) akan ditampung dalam labu yang tertutup tidak terjadi kontaminasi dengan lingkungan. Kemudian destilat kloroform tadi dipindahkan kedalam corong pisah dan dilakukan pengeringan dengan menambahkan CaCl2 anhidrous selama 10 menit agar air yang ada dalam larutan kloroform terikat. Menurut teori, seharusnya sebelum penambahan CaCl2 anhidrous tidak terjadi perubahan (tidak terbentuk 2 lapisan) dan setelah ditambahkan CaCl2 anhidrous terbentuk 2 lapisan karena air telah diikat oleh CaCl2. Kemudian filtratnya dipisahkan dengan cara dekantasi dan hasil kloroform ini ditimbang. Namun saat praktikum, ternyata kami gagal memperoleh kloroformnya (tidak terbentuk 2 lapisan). Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pembuatan kloroform, yakni banyak perlakuan penting yang tidak kami lakukan. Disini akan kami paparkan satu persatu kesalahan dan perlakuan yang tidak kami lakukan.
Pertama, seharusnya saat pembentukan asetil klorida (pencampuran kaporit + air dengan alcohol) labu didinginkan dalam air karena menimbulkan panas. Selanjutnya labu dipanaskan pada suhu 40-50 0 C selama 10 menit agar asetil klorida yang terbentuk dapat bereaksi kembali dengan Ca(OH)2 menghasilkan kloroform dan endapan putih (CH3COO)2Ca menurut reaksi :
                                   O
    ||
2 CCl3CCH3 + Ca (OH)2 à 2 CHCl3 + (CH3COO)2Ca
Waktu pemanasan tidak dapat diperpanjang karena nantinya akan mempengaruhi reaksi yang terjadi, dan endapan (CH3COO)2Ca akan bereaksi kembali. Selanjutnya labu yang berisi kloroform didinginkan dengan tujuan agar kloroform dan endapannya terpisah membentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas kloroform yang berwujud cair dan endapan (CH3COO)2Ca. Diduga hal ini yang  memungkinkan terjadinya ledakan saat praktikum. Kami tidak melakukan hal pertama ini.
Kedua, alasan mengapa kloroform kami tidak terbentuk diduga karena dua hal. Pertama, seharusnya saat destilat yang keluar ditampung dalam labu yang tertutup, labu tersebut dicelupkan ke dalam gelas kimia yang berisi es agar reaksinya berlangsung secara endoterm. Lalu kedua, saat diperoleh destilat dari labu yang sudah didinginkan, destilat kloroform tadi dipindahkan kedalam corong pisah untuk dilakukan proses ekstraksi dengan menambahkan larutan NaOH 10 % terlebih dahulu kedalam destilat kloroform sampai larutannya bersifat netral. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk menetralisir kloroform yang diperoleh. Pengujian sifat larutan ini dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus kemudian dikocok kuat-kuat dan menambahkan larutan yang terdapat dalam corong pisah sampai terbentuk 2 lapisan yaitu atas kloroform dan bagian bawah NaOH. Selanjutnya larutan kloroform diambil dan dicuci kembali dengan air dengan perbandingan 1 : 1. Proses ini dilakukan agar larutan kloroform bebas NaOH. Setelah proses ini, barulah lapisan kloroform yang diperoleh digabungkan dan dilakukan kembali pengeringan dengan menambahkan CaCl2 anhidrous selama 10 menit agar air yang ada dalam larutan kloroform terikat.
Sebagai tambahan, untuk memperoleh kloroform yang murni, perlu dilakukan proses destilasi kembali larutan yang diperoleh, dengan memanaskan labu destilasi yang berisi larutan tersebut pada penangas air. Selama destilasi berlangsung, destilat yang keluar pada suhu 60-650C ditampung. Ini menunjukkan bahwa titik didih dari senyawa yang diperoleh berkisar pada 60-650C. Setelah proses destilasi selesai, dilanjutkan dengan memeriksa indeks bias destilat yang diperoleh dengan menggunakan alat refraktor untuk memastikan nilai kemurnian kloroform yang dihasilkan tersebut. Untuk indeks bias kloroform murni berdasarkan literatur yaitu 1,487. Jika diperoleh kloroform yang tidak murni, maka perlu dilakukan proses pemurnian dengan cara mendestilasi kembali sampai diperoleh kloroform (CHCl3) yang murni.

VI.               Kesimpulan
1.    Reaksi pada pembuatan kloroform adalah reaksi substitusi. Reaksi substitusi adalah suatu reaksi dimana suatu atom, ion atau gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, ion atau gugus lain.
2.      Pada praktikum ini kloroforom tidak terbentuk/ pembuatan kloroform gagal.
3.  Pembuatan kloroform meliputi langkah-langkah: Reaksi, Destilasi,Pencucian,Pemisahan, dan Penimbangan.
4.    Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan kloroform adalah kaporit,alkohol,dan air suling.
VII.             Daftar Pustaka
Baysinger,Grace.Et all.2004.CRC Handbook of Chemistry and Physics.85th ed
Carey, Francis A. 2006. Organic Chemistry Sixth Edition. New York: Mcgraw-hill.
Fessenden, Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Riawan, S. 2009. Kimia Organik. Tangerang : Bina Rupa Aksara.


0 Responses