Yunietha Lakhiafa
Sediaan Suspensi
I.               Tujuan
  •  Mengamati pengaruh penambahan bahan pembasah pada sediaan suspensi.
  • Mengamati pengaruh bahan pensuspensi terhadap sediaan suspensi.
II.             Metode Percobaan
Suspensi basah
Suspensi kering
Parasetamol 250 mg / 5ml
ZnO 250 mg / ml

Pembuatan Suspensi Basah
  1. Mengamati pengaruh penambahan bahan pembasah yang tertulis dibawah ini dalam setiap sediaan suspensi sebanyak 75 ml larutan dalam tabung sedimentasi
Ø  Kelompok 1        : tanpa pembasah
Ø  Kelompok 2        : tween 80 0,5% (0,375 ml )
Ø  Kelompok 3        : tween 80   1%  (0,75 ml )
Ø  Kelompok 4        : Gliserin    5% (3,75 ml )
Ø  Kelompok 5        : Propilen Glikol 5% (3,75 ml )
Ø  Kelompok 6        : Sorbitol 5% (3,75 ml )
Mencatat tabulasi data pengamatan tinggi sedimentasi Hv/Ho pada t = 0, 10, 20, 30, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 1 minggu.
Hv = tinggi endapan sesudah waktu tertentu
Ho = Tinggi sediaan awal
  1. Mengamati pengaruh bahan pesuspensi yang tertulis dibawah ini dalam sediaan suspensi sebanyak 75 ml larutan dalam tabung sedimentasi
Ø  Kelompok 1        : Tragakan 1 % ( 0,75 gr )
Ø  Kelompok 2        : Tragakan 2 % ( 1,5 gr )
Ø  Kelompok 3        : Na CMC 1% ( 0,75 gr )
Ø  Kelompok 4        : Na CMC 2% ( 1,5 gr )
Ø  Kelompok 5        : Xanthan gum 0,5 % (0, 375 gr)
Ø  Kelompok 6        : Xanthan gum 1 % ( 0,75 gr )

Pembuatan Suspensi Kering
  1. Mengamati pengaruh bahan pesuspensi yang tertulis dibawah ini dalam sediaan suspensi sebanyak 75 ml larutan dalam tabung sedimentasi
  • Kelompok 1 : Bahan aktif + PVP 2% (1,5 gr) + CMC Na 1% (0,75 gr) + sukrosa 20 % dengan granulasi basah
  • Kelompok 2 : Bahan aktif + PVP 2% (1,5 gr) + CMC Na 2% (1,5 gr) + sukrosa 20 % dengan granulasi basah
  • Kelompok 3 : Bahan aktif + PVP 1% (0,75 gr) + CMC Na 1% (0,75 gr) + sukrosa 20 % dengan granulasi basah
  • Kelompok 4 : Bahan aktif + PVP 1% (0,75 gr) + CMC Na 2% (1,5 gr) + sukrosa 20 % dengan granulasi basah
  • Kelompok 5 : Bahan aktif + sukrosa 20% (15 gr) + Na cmc 1% (0,75 gr) dengan cara langsung
  • Kelompok 6 : Bahan aktif + sukrosa 20% (15 gr) + Na cmc 2% (1,5 gr) dengan cara langsung
  1. Mencatat tabulasi data pengamatan tinggi sedimentasi Hv/Ho pada t = 0, 10, 20, 30, 1 jam, 2 jam, 1 hari, 2 hari, 3 hari, 1minggu
  2. Waktu rekonstitusi
  3. Kadar air granul.

Untuk kelompok 05 :
Bahan Aktif yang digunakan untuk suspensi basah :
A.      Bahan aktif
Paracetamol / Acetaminofen
Asetaminofen mengandung tidak kurang dari 98 % dan tidak lebih dari 101 % C8H9NO2 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.      
v  Sifat Kimia
·         Nama Lain                   : Acetaminofen, Panadol, Paracetol
·        Nama Dagang            : Sanmol, Pamol, Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain
·         Rumus Molekul        : C8H9NO2
·         Berat Molekul           : 151,16
v  Sifat Fisika
·         Organoleptis              :
Ø  Bentuk             : Hablur atau Serbuk Hablur
Ø  Bau                    : Tidak berbau
Ø  Warna               : Putih
Ø  Rasa                   : Pahit
·         Kelarutan                    :
        Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol, dan dalam 9 bagian propilenglikol, larut dalam larutam alkali hidroksida.
·         Titik lebur                    : 169 – 172 oC
·         Stabilitas                      :
Tidak tahan terhadap oksidasi dan reduksi dan tidak tahan terhadap cahaya.
·         pH                                  : 5,1 – 6,5
( Departemen Kesehatan republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III . halaman 37 . Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan. )
v Data Farmakologi Zat Aktif
·         Farmakodinamik
Efek analgesik yaitu mampu menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang, menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa.
·         Khasiat
Analgetikum dan Antipiretikum.
·        Indikasi
Parasetamol umumnya digunakan untuk mengobati demam, sakit kepala, dan rasa nyeri ringan. Senyawa ini bila dikombinasikan dengan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) atau obat pereda nyeri opioid, dapat digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih parah.
·           Dosis
Dosis Lazim          6 – 12 bulan (1 x p)          : 50 mg
                           (1 x h)   : 200 mg
1 – 5 tahun    (1 x p)         : 50 – 100 mg
                                        (1 x h)  : 200 – 400 mg
5-10 Tahun (1 x p)            : 100-200 mg
                                                                            (1 x h)  : 400-800 mg
>10 Tahun  (1 x p)            : 250 mg
                             (1 x h)  : 1 g
                                                 DEWASA    (1 x p)         : 500 mg                      
                                                                            (1 x h)   : 500 mg – 2 g
·           Efek Samping
        Reaksi alergi terhadap parasetamol jarang terjadi. Manifestasinya berupa eritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa.
·         Farmakokinetik
Ø  Tempat absorpsi
        Diabsorpsi cepat dan sempurna di saluran cerna
Ø  Waktu paruh
        Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1 sampai 3 jam.
Ø  Metabolisme
Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati
Ø  Ekskresi
Obat ini diekskresikan melalui ginjal
·         Interaksi obat
o   Aspirin                  : Konsentrasi parasetamol dalam darah akan meningkat dengan adanya aspirin.
o   Kloramfenikol : Parasetamol meningkatkan waktu paruh kloramfenikol.
( Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, 2008 . Farmakologi  dan terapi , edisi V.  Halaman 237 – 239,  Jakarta : balai penerbit FKUI.)
·           Cara pemakaian                : oral
·           Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
 ( Departemen Kesehatan republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III . halaman 920, 959 . Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan. )

B.   Bahan Pembasah
Propilen Glikol
1.         Sifat Kimia
·         Description: Chemical Structure of Propylene GlycolSinonim                          : Metil etilen glikol                          
·         Rumus kimia                  : C3H8O2
·         Nama kimia                    : 1,2-propanadiol
·         CAS                               : [57-55-6]
·         Berat molekul                  : 76,09
2.         Sifat Fisika
·   Organoleptis
Ø  Bentuk                 : Cairan kental, jernih
Ø  Warna                   : Tidak bewarna
Ø  Bau                        : Tidak berbau
Ø  Rasa                       : agak manis
·         Kelarutan        :
Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95 %) p dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat bercampur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak.
·         Bobot/ml         : 1,035 g -1,037 g
·         OTT               : reagen pengoksidasi
·         Indeks bias     : 1,431-1,433
·         Stabilitas         :
   Stabil dalam campuran dengan etanol 95%, gliserin atau air.
·      Konstanta dielektrik    : 33
3.         Konsentrasi yang digunakan dalam eliksir : 10-25%
4.         Sifat farmakologi
Khasiat : pelarut, humektan
5.         Wadah
Dalam wadah tetutup baik, di tempat yang kering dan sejuk.

  1. Tabel Penggunaan Propilenglikol
Penggunaan
Bentuk takaran
Konsentrasi (%)
Humectant
Topikal
≈15
Pengawet
larutan, semisolids
15–30
Pelarut atau pelarut campur
Larutan aerosol
10–30

Larutan oral
10–25

Parenteral
10–60

Topikal
5–80

( Departemen Kesehatan republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III . halaman 534 . Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan. )
( American Pharmaceutical Association. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th  edition. London : The Pharmaceutical Press. )
C.   Suspending Agent
Xanthan Gum



III.           Alat dan Bahan
      Bahan :                                                                
Ø  Parasetamol 250 mg / 5 ml                     
Ø  ZnO 250 mg / 5 ml                                      
Ø  Propilen glikol                                              
Ø  CMC Na                                                                          
Ø  Xanthan gum                                                               
Ø  Aquades                                                        
Ø  Sukrosa                                                          
Bahan   :
Ø  Botol
Ø  Tabung sedimentasi
Ø  Becker gelas
Ø  Gelas ukur
Ø  Sudip
Ø  Spatula
Ø  Lumpang dan alu
Ø  Labu erlenmeyer

IV.           Cara kerja
Pembuatan suspensi basah
a.                  Penambahan bahan pembasah propilen glikol 5 %
1.      Mendidihkan aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi, kemudian mendinginkannya dalam keadaan tertutup.
2.      Menghitung jumlah bahan yang akan digunakan :
                               
 
3.      Menghaluskan bahan-bahan yang padat dan kasar hingga berbentuk serbuk halus didalam lumpang.
4.      Menimbang bahan aktif dan bahan tambahan sesuai dengan perhitungan bahan.
5.      Mencampurkan bahan aktif parasetamol yang telah dilarutkan dengan air hangat terlebih dahulu dengan propilen glikol dengan cara menggunakan stirer.
6.      Menambahkan sisa aquadest hingga 60 ml.
7.      Memasukkan sediaan didalam tabung sedimentasi
8.      Mengamati tinggi sedimentasi yang terjadi pada t : 0’, 10’, 20’, 30’, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 1 hari, 2 hari, 3 hari, 1 minggu.

b.                  Penambahan bahan pensuspensi xanthan gum 0,5 %
1.      Mendidihkan aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi, kemudian mendinginkannya dalam keadaan tertutup.
2.      Menghitung jumlah bahan yang akan digunakan :
                               
 
3.      Menghaluskan bahan-bahan yang padat dan kasar hingga berbentuk serbuk halus didalam lumpang.
4.      Menimbang bahan aktif dan bahan tambahan sesuai dengan perhitungan bahan.
5.      Membuat musilago xanthan gum dengan cara :
Memasukkan xanthan gum didalam lumpang kemudian menambahkan air hangat 1 ½ bagiannya. Xanthan gum digerus hingga mengembang membentuk musilago.
6.      Mencampurkan bahan aktif parasetamol kedalam musilago yang kemudian pencampuran dilakukan dengan cara penstireran.
7.      Menambahkan sisa aquadest hingga 60 ml.
8.      Memasukkan sediaan didalam tabung sedimentasi
9.      Mengamati tinggi sedimentasi yang terjadi pada t : 0’, 10’, 20’, 30’, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 1 hari, 2 hari, 3 hari, 1 minggu.
Pembuatan Suspensi Kering
1.          Menghitung jumlah bahan yang akan digunakan :
                ZnO                      = 250 mg / 5ml x 75 ml = 3750 mg     = 3,75 gr
                CMC Na              = 1 % x 75 ml                                      = 0,75 gr
                Sukrosa                = 20 % x 75 ml                                    = 15    gr   +
                                                                           Total                      = 19,5 gr
2.         Menimbang masing-masing zat sebanyak yang dibutuhkan.
3.         Menara botol hingga volume 75 ml dan mengeringkannya.
4.         Menggerus masing-masing zat ( ZnO dan Sukrosa ) hingga halus dan mencampurkannya ( sukrosa + ZnO + CMC Na ) didalam lumpang sampai homogen.
5.         Menimbang campuran sediaan sebanyak serbuk yang dibutuhkan untuk volume suspensi 75 ml.
6.         Memasukkannya kedalam botol dan dikocok sampai homogen.
7.         Melakukan rekonstitusi pada sediaan dengan cara menambahkan aquades sampai batas kalibrasi.
8.         Mengocok sediaan dan menghitung waktu rekonstitusi.
9.         Memasukkan sediaan didalam tabung sedimentasi.
10.     Mengamati tinggi sedimentasi yang terjadi pada t : 0’, 10’, 20’, 30’, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 1 hari, 2 hari, 3 hari, 1 minggu.

V.             Tabulasi Data Percobaan
a.       Tabel pengamatan suspensi dengan variasi pembasah (zat aktif Paracetamol)
Hari
Kelompok
1
tanpa pembasah
2
tween 80 [0,5%]
3
tween 80 [1%]
4
Gliserin
[ 5%]
5
Propilen glikol [5%]
6
Sorbitol [5%]
Hari ke 1
1cm
Kristal besar2 menempel didinding
0,8 cm
Kristal kecil2 menempel didinding
1,2 cm
Halus padat
1,4 cm
1,8 cm
Kristal tak padat
1 cm
Kristal ada yg menempel
Hari ke 2
1,2 cm
Kristal menempel ada yang turun
0,9 cm
1,2 cm
1 cm
2 cm
1,1 cm
Hari ke 7
1,4 cm
Kristal besar2 menempel didinding
0,9 cm
Kristal besar2 banyak yg menempel didinding
1,3 cm
Kristal halus padat
1,6 cm
Kristal halus,ada yg menempel didinding
2,2 cm
Kristal tak padat
1,1 cm
Kristal agak padat, masih ada renggang

DATA PENGAMATAN TINGGI SEDIMENTASI  HV/HO PADA WAKTU TERTENTU
KEL. 1
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
1 cm
75 ml
0,013
2 hari
1,2 cm
75 ml
0,016
7 hari
1,4 cm
75 ml
0,018

KEL. 2
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
0,8 cm
75 ml
0,010
2 hari
0,9 cm
75 ml
0.012
7 hari
0.9 cm
75 ml
0,012

KEL. 3
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
1,2 cm
75 ml
0,016
2 hari
1,2 cm
75 ml
0,016
7 hari
1,3 cm
75 ml
0,0173

               
KEL. 4
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
1,4 cm
75 ml
0,018
2 hari
1 cm
75 ml
0,013
7 hari
1,6 cm
75 ml
0,021

KEL. 5
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
1,2 cm
75 ml
0,016
2 hari
2 cm
75 ml
0,026
7 hari
2,2 cm
75 ml
0,029

KEL. 6
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
1 cm
75 ml
0,013
2 hari
1,1 cm
75 ml
0,014
7 hari
1,1 cm
75 ml
0,014

ket         : HV : Tinggi endapan sesudah waktu tertentu
                  HO : Tinggi sediaan awal

ü  Data kelas A à Tabel pengamatan suspensi dengan variasi pembasah (zat aktif Zink oksida)
Hari
Kelompok
1
tanpa pembasah
2
tween 80 [0,5%]
3
tween 80 [1%]
4
Gliserin [ 5%]
5
Propilen glikol [5%]
6
Sorbitol [5%]
Awal

56 ml
Terdispersi sempurna
Endapan 4,3 cm
Supernatan 6,2 cm
Lapisan keruh 5,3 cm

Terdispersi sempurna
Menit ke 10

14 ml
Supernatan 5 cm
Lapisan keruh 10,7 cm
Endapan 2,4 cm
Supernatan 8,7 cm
Lapisan keruh 5 cm

Endapan 0,8 cm
Menit ke 20

11 ml
Supernatan 4,2 cm
Lapisan keruh 11,5 cm
Endapan 2 cm
Supernatan 9 cm
Lapisan keruh 4,8 cm

Endapan 0,8 cm
Menit ke 30

9,5 ml
Supernatan 3,1 cm
Lapisan keruh 12,6 cm
Endapan 1,8 cm
Supernatan 9,3 cm
Lapisan keruh 4,5 cm

Endapan 0,8 cm
Hari ke 1
Endapan 1,6 cm
Endapan 8 ml
Supernatan 51,5 ml
Creaming 0,5 ml
Supernatan 3,1 cm
Lapisan keruh 12,6 cm
Endapan 1,3 cm
Supernatan 14,8 cm
Lapisan keruh 0,4 cm

Endapan 3 ml
Supernatan 47 ml
flokulasi 4 ml
Hari ke 2
Endapan 1,7 cm
Endapan 7,7 ml
Supernatan 52 ml
Creaming 0,5 ml
Endapan 2,1 cm
Supernatan 13, 85cm
Endapan 1,3 cm
Supernatan 14,8 cm
Lapisan keruh 0,4 cm

Endapan 3 ml
Supernatan 47 ml
flokulasi 4 ml
Hari ke 3
Endapan 1,8 cm
Endapan 7 ml
Supenatan 52,5 ml
Creaming 0,5 ml
Endapan 2,2 cm
Supernatan 14 cm
Endapan 1,2 cm
Supernatan 14,9 cm
Lapisan keruh 0,3 cm

Endapan 3 ml
Supernatan 58 ml
flokulasi 3 ml
Hari ke 7
Endapan 1,6 cm
Endapan 7 ml
Supernatan 52,5 ml
Creaming 0,5 ml
Endapan 2, 05 cm
Supernatan 13,8 cm
Endapan 1 cm
Supernatan 15 cm
Lapisan keruh 0,1 cm

Endapan 3 ml
Supernatan 58 ml
flokulasi 3 ml



b.       Tabel pengamatan suspensi dengan variasi suspending agent
Hari
Kelompok
1
Tragakan 1%
2
Tragakan 2%
3
Na CMC 1%
4
Na CMC 2%
5
Xanthan Gum 0,5%
6
Xanthan Gum 1%
Hari ke 1
4 cm
Endapan 7 cm
Flokulasi 0,5 cm
Endapan 6,8 cm
Endapan 0,4 cm
Endapan 1,8 cm
-
Hari ke 7

Endapan 3,3 cm
Supernatan
Flokulasi 2,4 cm
Endapan 5,5 cm
Supernatan
Flokulasi 1 cm
Endapan 0,5 cm
Supernatan
Endapan tdk padat 3,5 cm
Endapan
Endapan 0,8 cm
Kristal besar-besar
1,4 cm



DATA PENGAMATAN TINGGI SEDIMENTASI  HV/HO PADA WAKTU TERTENTU
KEL. 1
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
4 cm
75 ml
0,053
7 hari
3,3 cm
75 ml
0,044

KEL. 2
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
7 cm
75 ml
0,093
7 hari
5,5 cm
75 ml
0,073

KEL. 3
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
6,8 cm
75 ml
0,090
7 hari
0,5 cm
75 ml
0,006

KEL. 4
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
0,4 cm
75 ml
0,005
7 hari

75 ml


KEL. 5
WAKTU
HV

HO
F
1 hari
1,8 cm
75 ml
0,024
7 hari
0,8 cm
75 ml
0,010

KEL. 6
WAKTU
HV

HO
F
1 hari

75 ml

7 hari
1,4 cm
75 ml
0,018


ket         : HV : Tinggi endapan sesudah waktu tertentu
                  HO : Tinggi sediaan awal

  • Tabel pengamatan hasil rekonstruksi suspensi kering.
Kelompok
Waktu rekonstruksi
(detik)
1
4 menit
2
4 menit
3
2 menit
4
5 menit
5
7 menit
6
7 menit







      


  • Tabel pengamatan suspensi kering yang telah direkontitusi.
Hari
Kelompok
1
2
3
4
5
6
Hari ke 1
Terdispersi sempurna
Terdispersi sempurna
Terdispersi sempurna
Terdispersi sempurna
Terdispersi sempurna
Terdispersi sempurna
Hari ke 2
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Terdispersi sempurna
Endapan 2,3
Terdispersi sempurna
Hari ke 3
Ada endapan
Ada endapan
Ada endapan
Terdispersi sempurna
Endapan 2,8 cm
Terdispersi sempurna
Hari ke 7
Ada endapan
Membentuk caking
Ada mikroba
Ada endapan
Membentuk caking
Endapan 2,6
Supernatant 6,6
Tidak ada endapan
Ada mikroba
Viskositas tinggi
Sedimentasi 2,8 cm
Tidak ada endapan
Ada mikroba
Viskositas tinggi


VI.           Pembahasan Hasil Percobaan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk pengujian penambahan berbagai zat pada sediaan suspensi yaitu wetting agent,suspending agent,dan juga pembuatan suspensi kering dan dilihat waktu rekonstitusi.
Pada pembuatan suspensi basah dengan penambahan wetting agent yaitu tween 80 0,5% dan tween 80 1%, gliserin , sorbitol, propilenglikol,dan sebagai kontrol digunakan sediaan tanpa pembasah. Dilihat dari hasil pengamatan didapat bahwa wetting agent yang paling baik adalah tween 80 0,5%  yang bersifat sebagai surfaktan, yaitu prinsip kerjanya menurunkan tegangan antar muka antara partikel padat dan cairan pembawa. Turunnya tegangan antar muka akan menurunkan sudut kontak sehingga pembasahan pun akan dipermudah. Ketinggian sedimentasinya yaitu 0,9 cm, sedangkan tinggi sedimentasi pada larutan kontrol adalah 1,2 cm.
Adapun prinsip kerja wetting agent yang lain yaitu  gliserin, propilenglikol dan sorbitol  yaitu memindahkan udara diantara partikel-partikel yang hidrofobik sehingga bila ditambahkan air dapat menembus dan membasahi partikel karena lapisan wetting agent tersebut pada permukaan partikel mudah bercampur dengan air. Maka dari itu pendispersian partikel dilakukan dengan menggerus terlebih dahulu partikel dengan wetting agent tersebut.
Pada pembuatan suspensi basah dengan penambahan suspending agent yaitu tragakan, CMC Na dan Xanthan gum dengan konsentrasi berbeda didapat bahwa suspending agent paling baik ZnO adalah Na CMC 2% dengan tinggi endapan paling rendah yaitu 0,4 cm, namun viskositasnya terlalu tinggi sehingga sulit dituang.
Pada pembuatan suspensi kering, dengan suspending agent CMC Na, pengikat PVP dengan konsentrasi berbeda dan pemanis sukrosa dan zat aktif dibuat sama, namun pada pengerjaan dibedakan menjadi dua yaitu granulasi basah dan tanpa granulasi
Pada pengerjaan kelompok lima yaitu ZnO Na CMC 1%, tanpa PVP dan sukrosa 20% menunjukkan stabilitas yang baik dengan waktu rekonstitusi 7 menit (membutuhkan waktu rekonstitusi paling lama. Waktu rekonstitusi adalah waktu yang dibutuhkan untuk suspensi kering terdispersi sempurna setelah penambahan air. Di samping itu juga terdapat endapan yang mengerak pada dasar gelas ukur (caking).
VII.         Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa
·         Zat pembasah paling baik adalah tween 80 0,5%
·         Suspending agent paling baik adalah Na CMC 2 %
·         Metode dalam pembuatan suspensi kering yang paling baik adalah metode granulasi basah dengan waktu rekonstitusi paling cepat.

VIII.       Pustaka

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press

Anief, moh. 1997. Ilmu meracik obat teori dan praktek. yogyakarta: UGM Press

Martin, alfred dkk. 1990. Farmasi fisik. Penerjemah: yoshita. Jakarta: UI Press
     Farmakope Indonesia Edisi IV, halaman 783. 1995. Jakarta : DepKes RI
    Farmakope Indonesia Edisi III, halaman 597.  1995. Jakarta : DepKes RI

0 Responses