Yunietha Lakhiafa

PRAFORMULASI SEDIAAN TABLET METODE GRANULASI KERING

        I.            DATA BAHAN AKTIF
¯  Zat aktif : Asetosal (Asam Asetil Salisilat)
¯  Rumus bangun                       :
¯  Rumus molekul                       : C9H8O4
¯  BM                                            : 180,16
¯  Organoleptik                           :

Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, umumnya seperti seperti jarum atau lempengan tersusun, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam

¯  Kelarutan                                :

Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform, dan dalam eter, sukar larut dalam eter mutlak

¯  Titik lebur                              : 1410-1440
¯  Susut pengeringan                  : tidak lebih dari 0,5%
¯  Sisa pemijaran                       : tidak lebih dari 0,1 %
¯  Stabilitas                                :

Stabil di udara kering, di dalam udara lembap secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat

¯  Penyimpanan                         : dalam wadah tertutup
¯  Khasiat dan penggunaan        : analgetikum dan antipiretikum
¯  Dosis                                     :
DL anak-anak :
·         1 tahun kebawah    : 1xp= 10mg/bulan
 1xh= 30-40mg/bulan
·         1-3 tahun                 : 1xp = 50-60mg/tahun
1xh = 150-240mg/tahun
·         3-6 tahun                 : 1xp = 40-50 mg/tahun
1xh = 120-200mg/tahun
·         6-12 tahun               : 1xp = 30-40 mg/tahun
1xh = 90-160mg/tahun
Dewasa           :
·         DL: 1xp = 500mg – 1g
1xh = 1,5 g – 3 g
·         DM : 1xp = 1 g
1xh = 8 g
¯  Mekanisme kerja        :
Menghamabat enzim siklo-oksigenase sehingga koversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu

¯  Kontraindikasi             :
Ulkus peptikulum, gagal hati dan ginjal, wanita hamil, hemofilia, hipersensitifitas

¯  Efek samping              : muntah, mual, anemia sekunder
¯  Interaksi obat :
Tidak boleh diberikan bersama antikoagulan, menurunkan kadar gula darah sehingga harus berhati-hati bila diberikan bersama obat antidiabetes oral. Kejadian ulserasi lambung meningkat, bila diberikan bersama AINS lain. Meningkatkan toksisitas asam valproat.

¯  Farmakokinetik           :
a.      Absorbsi          : dari lambung ke usus kecil
b.      Distribusi         :
Distribusi cepat ke dalam banyak cairan dan jaringan tubuh, hidrolisis salisilat ( aktif ) oleh esterase dalam GI mukosa, sel darah merah, cairan sinovial dan darah
c.       Metabolisme   : khususnya oleh enzim mikrosomonal hati
d.      Waktu paruh   : 15 – 20 menit
e.      Eliminasi         : ginjal sebagai salisilat dan metabolisme terkonjugasi

¯  OTT                             :
Dengan asam bebas, asetanilida, amindopirin, phenazon, heksamin, garam besi, phenobarbiton sodium, garam kuinin, potasium dan sodium iodida, alkali hidroksida, karbonat dan stearat.

      II.            DATA BAHAN TAMBAHAN
1.      Amilum Kering
*      Pemerian : serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil, putih tidak berbau, tidak berasa.
*      Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol 95 %.
*      Susut pengeringan : tidak lebih dari 15 %
*      Kadar abu : tidak lebih dari 0,6 %
*      pH : 5,5 - 6,5
*      Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.
*      Penggunaan : glidant, tablet and capsul diluents, penghancur, tablet binder.
Use
Concentration ( % b/b )
Binder
5 – 25
Penghancur
3 – 15

*      Penyimpanan : dalam wadah tertutup, ditempat sejuk dan kering.

2.      Avicel pH 102 ( Mycrocrystalline cellulose )
*      Pemerian : jernih, kadang berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, kadang terlihat seperti bubuk kristal.
*      Titik lebur : chars 260 - 270 0 C
*      Kelarutan : sedikit larut dalam 5% b/v larutan sodium hidroksida, praktis tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian pelarut organik.
*      Luas permukaan spesifik : untuk avicel PH-102 adalah 1,21 – 1,30 m2/g
*      Kegunaan : adsorbent, suspending agent, disintegrant, pengisi tablet dan kapsul.
*      Incompatible : dengan bahan oksidasi kuat

Use
Concentration ( % )
Adsorbent
20 – 90
Anti- adherent
5 – 20
Capsule diluents
20 – 90
Tablet disintegrant
5 – 15
Tablet diluents
20 – 90

3.      Hidroksi Propil Metil Selulosa ( HPMC)
*      Pemerian              : serbuk putih tidak berbau dan tidak memiliki rasa, larut dalam air
*      Kelarutan              : larut dalam air dingin, praktis tidak larut dala kloroform, etanol, dan eter, tetapi tidak larut dalam campuran etanol dan diklorometan, dalam campuran metanol dan diklorometan, dan campuran air dan alkohol
*      Stabilitas               : stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat sejuk dan kering
*      OTT                       : inkompatibel dengan agen pengoksidasi, jika non ionic maka tidak akan membentuk kompleks dengan garam metalik, atau ion organik menjadi endapan yang tidak larut. Tidak boleh dicampur dengan bahan yang mengandung aspirin, beberapa vitamin garam-garam alkaloid.
*      Fungsi                    : penyalut tablet, pengikat tablet, stabilizing tablet, agen peningkat viskositas

Sifat fisika kiia HPMC ditentukan oleh kandungan gugus metoksi, hidroksipropil dan berat molekulnya. Sifat pengembangan ( swelling ) dan kelarutan HPMC tergantung pada berat molekul, derajat substitusi cross-linking
HPMC mempunyai sifat larut dalam air sehingga mengahsilkan larutan yang jernih dan dapat menghasilkan tablet yang cukup keras. Dapat digunakan sebagai pengikat tablet pada konsentrasi 2 % sampai 5 %

4.      Natrium Lauryl Sulfate (Sodium Lauryl Sulfate (SLS))
§  Nama Lain              : Dodecyl Sodium Sulfat, Sodium Monolauryl Sulfat
§  Pemerian                : Serbuk atau hablur, putih atau kuning pucat, bau lemah dank has.
§  Rumus Molekul    : C12H25NaO4S
§  Struktur Molekul  :


§ Kegunaan : Anionic surfactant; detergent; emulsifying agent; skin penetrant; tablet and capsule lubricant; wetting agent. tablet dan kapsul ; wetting agent.
§  Kadar                    : Lubrikan 1-2%
§  Kelarutan              :
Ø  Sangat larut dalam air
Ø  Larutan berkabut
Ø  Larut sebagian dalam etanol (95%) p
§  OTT                       : Kationik surfaktan, garam alkaloid, garam potassium.
§ Incompatibilitas   : Natrium lauryl sulfate bereaksi dengan surfaktan kationik, menyebabkan hilangnya aktivitas bahkan dalam konsentrasi terlalu rendah dapat menyebabkan presipitasi. Pada pH 9,5-10,0 Natrium Lauryl Sulfat agak korosif terhadap baja ringan, tembaga, kuningan, perunggu, dan aluminium. Natrium Lauryl Sulfate juga tidak kompatibel dengan beberapa garam alkaloid dan presipitat dengan garam potassium.
§  Stabilitas   : Natrium Lauryl Sulfat stabil dalam kondisi penyimpanan normal. Namun dalam larutan di bawah kondisi ekstrim yaitu pada  pH 2,5 atau di bawahnya. Hal itu dapat menyebakan hidrolisis pada lauryl alcohol dan Sodium Bisulfat. Bahan harus di simpan dalam wadah tertutup, jauh dari pengoksidasi yang kuat, dalam tempat yang dingin, tempat kering.

5.      Talkum
v Pemerian : serbuk halus, putih sampai abu-abu,tidak berbau.
v  Kegunaan : anticaking, glidant, tablet and capsule diluents, lubrikan.
v  pH : 6,5 – 10
v  incompatible : komponen ammonium quartener     
Use
Concentration ( % )
Dusting powder
90 – 99
Glidant and tablet lubricant
1 – 10
Tablet and capsule diluents
5        – 30

    III.            FORMULASI
Akan dibuat 200 tablet asetosal dengan kadar zat aktif 250 mg dan bobot satu tablet dibuat 500 mg.
R/  asetosal                 250 mg
                                                   Fasa Dalam (FD) = 92% x 500 mg = 460 mg
Amilum kering     10 % 
HPMC                   15 %
Avicel pH 102       qs
                                                   Fasa Luar (FL) = 8 %
    Na lauril sulfat     1 %
Talkum                 2 %
Amilum Kering     5 %

0 Responses